Tuesday, July 5, 2011

Saying Goodbye: Resign


The Family of Technical Planning Division
Made for Farewell Party of Mr. Saxophone, April 2011


I'm not good at saying goodbye. Karena pada dasarnya, gw adalah makhluk yang kelebihan air mata dan gampang banget menangis.

Kerja di Kementerian selama 1 tahun 7 bulan, banyak suka duka yang gw jalanin. Mulai dari gaji telat 4 bulan (secara status gw cuma honorer), jalan-jalan keliling Indonesia, sampai kenal orang-orang dari Aceh sampai Papua.

Walau banyak kesal dan capek hati kerja di Kementerian, gw tetap bersyukur pernah kerja di situ. Gw jadi semakin tau karakter orang-orang pemerintahan, birokrasi yang njelimet, dan mau ga mau gw jadi orang yang sabar.

Sebenernya waktu kerja di tempat baru adalah awal bulan Agustus. Tapi karena ada permasalahan pribadi beberapa minggu lalu, gw memutuskan untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut dan kerjaan gw, lalu pergi sesegera mungkin. Gw ga mau kejadian itu akan semakin santer dengan gw bertahan di Kementerian.

Selain itu, gw mau punya waktu untuk diri gw sendiri selama 3 minggu. Selama kerja di Kementerian, gw menghabiskan banyak waktu gw di kantor. Pulang malam, lembur di hari libur, ga bisa santai di saat harusnya bersantai.

Sedih juga harus meninggalkan Kementerian. Sedih meninggalkan sahabat-sahabat di sini. Tapi ini demi kemajuan gw sendiri. Demi sebuah cita-cita dan impian yang tak pernah mati.


Sunday, July 3, 2011

Kumpul Bocah (2)

When life gives you a hundred reason to cry, give time to meet your nephews and nieces. Trust me, they will give you a thousand reasons to laugh.

Itu yang gw lakukan di saat sumpek dengan permasalahan di kantor. Untungnya Sabtu kemarin (020711), keluarga besar gw berkumpul untuk persiapan pernikahan salah satu sepupu gw. Jadinya sekalian The Babies berkumpul dan bertemu lagi.

Saat ini, pasukan The Babies nambah 1 anggota lagi. Kakak gw baru ngelahirin anak keduanya hari Minggu, 19 Juni 2011 kemarin. Jadi anggota The Babies pas 2 laki-laki dan 2 perempuan.

I want you all to meet my new niece
:


Hello, Aunties & Uncles.. Meet me, Bopluk - Bocah Nyempluk


Bocan, Bolu, dan Bocu yang semakin besar udah bisa serentak bikin Auntie dan Onti-onti lainnya kelabakan karena nangis bareng. Heran deh.. Kompak bener bikin koor tangisan menyayat hati.. Sementara Bopluk cuek aja tidur.

Kalau ga nangis, mereka kompakan bikin Auntie dan Onti-ontinya ketawa karena ulahnya. Mulai dari rebutan biskuit F*arley's (oh yes, we all love that brand of baby biscuit eventhough we're not baby anymore.. hehehehe..), banyak-banyakan makan, sampai ngetawain ekspresi salah satu si babies.

Dan klimaks kejadian yang bikin ketawa lepas adalah ini:


Bocu kecapaian belajar :D
Semoga ga kebawa sampai besar yah, Mas.. hihihihihihi..


Si Bocu ini udah bisa ikutan Bocan dan Bolu untuk rewel. Sebelum kejadian itu, Bocu nangis. Gw gendong dia sampai diam, dan gw taruh di kasur. Buku yang dia pegang adalah buku yang bisa bernyanyi. Buku itu berisi beberapa lagu anak-anak dalam bahasa Inggris. Selain teks lagu, ada tombol yang bikin buku itu bernyanyi lagu-lagu di dalam teks.

Sebelum dia mulai menangis lagi, gw pencet tombol lagu "ABC Song" sambil gw pegangin bukunya di depan muka dia dan ikutan bernyanyi. Ternyata Bocu mengantuk. Sambil mendengarkan lagu, dia pegang-pegang bukunya dan terkantuk-kantuk. Awalnya gw ga sadar. Sampai tiba-tiba Bocu sangat anteng. Pas gw liat, posisinya sudah seperti ini.

Bundanya geleng-geleng kepala liat kelakukan anaknya. Gw, adek gw, dan kakak gw langsung ketawa ngakak liat Bolu kayak begitu. Lucu dan menggemaskannya ponakanku ini..

Auntie loves you all, Babies.. Can't wait to see you all grown ups!


Saturday, July 2, 2011

Pengalaman Pertama: Cinta Lokasi

Picture taken by Delia S. Arinda


Sekian lama kita bersama, semakin hari semakin suka saja..
Aku begini, engkau begitu.. Tapi kita sama-sama tahu..

Kau punya pacar, akupun juga..
Tapi tak apa bila di lain kota..
Ngelaba dikit, itu biasa.. Karna kita sudah sama dewasa..

Cinta lokasi, cinta lokasi, cinta lokasi bisa saja terjadi..
Cinta lokasi, cinta lokasi, cinta lokasi tak apa asal happy..

Semangkin lama, semangkin mesra..
Seolah-olah kita takkan berpisah..
Padahal cinta yang sementara, hilang musnah kalau pulang ke rumah..

~Cinlok - Project Pop~


Dengar lagu ini beberapa tahun lalu, bikin gw ketawa. Liriknya lucu. Dan pada saat itu pun gw ga pernah ngebayangin kalau suatu saat gw akan mengalami kejadian seperti itu.

Dan ternyata kejadian duuuunk sama gw. It started two weeks ago in Surabaya..

Tadinya gw mau cerita detail tentang cinta lokasi gw. Tapi ternyata cinta lokasi itu berubah menjadi sebuah masalah yang rumit di kantor. Ada pihak yang ga senang gw bisa ketawa di saat sibuk menggila. Sampai-sampai urusannya sampai ke pihak yang jenjangnya lebih tinggi alias ke Atasan gw.

Mungkin salah gw untuk membiarkan hati gw terbuka dan dekat dengan seseorang yang statusnya sudah tidak single lagi. Sejak awal kedekatan gw dengan si Buncit (panggilan sayang gw ke si "Cinlok"), kita berdua sepakat untuk benar-benar having fun. Everything that was happened in Surabaya, stays in Surabaya forever. Yang penting kita bisa bikin satu sama lain saling tertawa di saat ga ada yang bisa bikin ketawa.

Tapi pandangan orang itu beda-beda. Apa yang menurut gw baik, belum tentu baik untuk orang lain. Dan apa yang menurut gw boleh dilakuin, belum tentu orang lain setuju.

Apa yang gw lakuin dengan si Buncit, menurut gw dan dia adalah dalam taraf biasa dan normal. Tapi bagi orang lain, jalan berdua ke toko buku, makan malam berdua di luar karena bosan dengan makanan hotel, ataupun menemani salah satu ngerjain tugas di kamar hotel berduaan adalah hal salah. Salah karena status si Buncit sudah tidak single lagi.

Hey! We're not having affair like in your mind. We're not having sex! Berduaan di kamar pun karena memang lokasi kami saat itu adalah di hotel. Dimana lagi salah satu dari kami mengerjakan tugas kalau tidak di kamar? Di taman depan kamar? Badan bentol-bentol digigit nyamuk! Di lobby hotel? Harus bersaing dengan tamu hotel lainnya. Di restoran hotel? Kalau harganya tidak mencekik, mungkin kami akan di sana sepanjang waktu.

Sebanyak apa pun alasan yang gw ungkap, gw tetap salah karena dekat dengan seseorang yang sudah tidak single lagi. Sampai-sampai Atasan gw harus ikut campur untuk urusan moral gw.

Gw memang bukan perempuan sempurna yang bisa menentukan dengan siapa gw akan jatuh cinta. Tapi setidaknya biarkan gw tersenyum ketika gw jatuh cinta kepada siapa pun cinta itu gw labuhkan. Walaupun itu hanya cinta sesaat.