Jadi ceritanya begini..
Sore hari kemarin si A pamer foto kalau dia abis bikin martabak manis pakai N*utella di rumah. Gue dan S sebagai perempuan dua mata wayang di Geng Hore berkomentar, "Mauuu.. Kirimin ke rumah." Ya, kami memang mauan kalau sudah soal makanan enak :p
Si H yang lagi cari berlian di Negara Tetangga lalu tanya-tanya soal resep dan cara bikin si martabak manis dari si A. Karena tetiba ada yang tanya soal tegel kunci, obrolan pun beralih ke tegel kunci. Martabak manis (sementara) terlupakan..
Hampir tengah malam, tetiba si H kirim foto kalau dia abis praktek bikin martabak manis cokelat-keju di rumahnya sana. Yang komentar pertama kali adalah si I yang lagi cari intan permata di Serikat Kerajaan. Dimulailah obrolan mendetail soal terigu, soda kue, ragi, gula, mentega, sampai proses pembuatan martabak manis.
Gue yang saat itu belum tidur, muncul dengan komentar, "Gue mending ke Pak Gendut.." *Pak Gendut ini refer ke Martabak Bandung Pak Gendut di Wolter Monginsidi, seberang Swalayan Santa yang udah berpuluh-puluh tahun jualan di situ. Martabak keju spesial-nya JUARA deeeh..*
Si H komentar, "Ga ada Pak Gendut di siniii!"
Si I pun berkomentar yang kurang lebih sama. Karena di tempat mereka tinggal, ga ada Abang-Abang Penjual Martabak. Hihihi..
2 lelaki itu pun lanjut bahas soal martabak. Kali ini yang dibahas adalah wajan yang dipakai! Lalu muncul si A. Jadilah 3 lelaki ini tengah malam bahas martabak manis. Dengan gue yang sesekali muncul dengan komentar ga penting dan ga nyambung.. Hehehe..
Selewat tengah malam, obrolan terhenti. Yang 1 siap-siap pulang kantor, yang lainnya tidur.
Eh, pagi ini tetiba si R muncul dengan komentar panjang lebar soal wajan yang dipakai untuk bikin martabak manis! Ealaaah.. Bikin lanjut lagi kaaan obrolan soal martabak manis itu.. *fiuh*
Malah sekarang jadi ada yang minta dibeliin wajan martabak manis dari baja buat kado ulang tahunnya dan dibawain ke Negara Tetangga. Hahaha..
Martabak, oh, Martabak..
Martabak Keju Spesial Pak Gendut, Santa |