Saturday, November 7, 2015

[Comment] Lembur = Bodoh & Tidak Efisien?

Hari ini gue baca sebuah posting-an di Path dari kakak ipar salah satu sepupu gue yang dia ambil dari posting-an orang lain (repath).

Isinya adalah terjemahan quotation dari Dr. APJ. Abdul Kalam yang jadinya seperti ini:

SELALU TINGGALKAN KANTOR TEPAT WAKTU

Orang yang bekerja sampai larut malam dikantor, bukanlah pekerja keras. Melainkan orang yang bodoh yang tidak tahu cara me-manage pekerjaan. Dia adalah orang yang tidak efisien dan tidak kompeten dalam pekerjaannya.

Bekerja adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti, tidak akan pernah selesai; Perhatian terhadap klien adalah penting tetapi keluargamu lebih penting; Jika kamu jatuh dalam hidupmu, bukan boss atau klienmu yang akan menolong, tetapi keluarga dan teman dekat yang membantumu.

Hidup tidak hanya tentang bekerja, kantor dan klien, tetapi ada hidup yang lain yaitu bersosialisasi, rekreasi, releks dan olahraga. Jangan membuatnya tanpa arti. Kamu tidak bersekolah tinggi dan berjuang hanya untuk menjadi mesin/robot.

Apabila boss anda memaksamu untuk pulang larut malam, bisa jadi dia adalah orang yang tidak efektif dan tidak mengetahui apa arti hidup.

Cintai pekerjaanmu, tapi jangan cintai perusahaan. Karena kamu tidak akan pernah tahu, kapan perusahaan itu berhenti mencintaimu.


Baca tulisan di atas, gue jadi pengen berkomentar. Tapi sebelumnya ada beberapa hal yang perlu dicatat terkait komentar gue:

  1. Gue ga kenal sama penulis versi bahasa Indonesia dari tulisan yang gue quote di atas. Gue dapat dari repath-an pihak ketiga (atau kesekian). Kepada penulis versi Bahasa Indonesia di atas, mohon maaf kalau tulisannya diambil tanpa ijin dan dikomentari.
  2. Yang gue komentari adalah versi Bahasa Indonesia quotation dari Dr. APJ. Abdul Kalam seperti yang tertulis di atas yaaa.. Bukan quotation dalam versi Bahasa Inggris-nya.
  3. Yang akan gue tulis adalah murni pendapat pribadi dari sisi gue sebagai perempuan lajang tanpa anak yang bekerja di level manajemen menengah dengan kehidupan bersosialisasi yang 75% aktif. Jadi tolong jangan di-general-isasi bahwa semua perempuan lajang tanpa anak yang bekerja akan punya pendapat yang sama seperti gue.


Berdasarkan pengalaman pribadi selama 11 tahun bekerja, gue setuju dengan pernyataan: "Tinggalkan kantor tepat waktu". Apalagi Pak Boss di kantor sekarang hobi banget buat 'ngusir' anak buahnya pulang tepat waktu :p

Dan gue setuju dengan pernyataan: "Cintai pekerjaanmu, tapi jangan cintai perusahaan."

Tapi untuk pernyataan bahwa orang yang meninggalkan kantor larut malam adalah orang yang bodoh, tidak tahu cara me-manage waktu, tidak efisien dan tidak kompeten dalam pekerjaannya, gue tidak setuju.

Selama 11 tahun bekerja, Alhamdulillah gue selalu berusaha datang pagi sebelum jam kantor mulai dan pulang tepat waktu di akhir jam kerja selesai. Tapi ga jarang juga gue keluar kantor 30-60 menit setelah jam kerja atau bahkan lebih larut.

Gue terkadang lembur dan pulang melebihi jam kerja normal karena ada beban dan skala prioritas dalam pekerjaan gue. Gue harus tahu apa yang harus diselesaikan hari ini dan apa yang bisa dikerjakan nanti tapi tidak ditunda besok. Karena apa-apa yang ditunda besok nantinya akan selesai lebih lama.

Contoh, waktu di Organisasi Titi Teliti. Kerjaan gue sebagian besar adalah mengatur event berupa working group meeting. Dan itu gue lakukan sendirian. Karena melibatkan banyak orang dari berbagai latar belakang dan belahan dunia, makanya ditentukan dari jauh-jauh hari jadi gue punya time table untuk masing-masing meeting. Dan karena dulu si Ibu Boss pegang beberapa proyek, terkadang dalam 1 bulan bisa ada 2 meeting yang harus diatur. Meeting paling banyak yang gue atur dalam waktu mepet? 4 meeting dalam waktu 2 bulan dan di 4 negara yang berbeda.

Hectic? Pasti. Meja gue penuh tumpukan menggunung kertas-kertas dokumen. Email gue penuh reservasi tiket, hotel, mobil, visa, dan email dengan para peserta. Telepon meja gue ga berhenti berdering.

Ribet? Banget. Karena orang-orang yang diundang adalah orang-orang yang berbeda. Jadi ga boleh salah siapa, dari mana, untuk meeting apa. Dan gue harus menghafal meeting apa lokasinya dimana.

Lembur? Sering. Karena kalau tidak, semuanya ga selesai dan akan berantakan. Ga jarang di saat itu terkadang gue sudah pegang kerja jam 07.30 pagi. Demi bisa berhubungan dengan peserta meeting dari Australia atau dengan pihak hotel di Shanghai. Atau malah pulang larut karena hotel di India masih kirim email sore hari dan demi bisa mengerjakan perintilan meeting seperti seat layout, agenda, meeting guidelines buat peserta, dan lain-lain.

Beban dan skala prioritas pekerjaan itulah yang bikin gue lembur. Karena di saat office hours gue harus menyelesaikan semua urusan yang berhubungan dengan berbagai pihak yang punya jam kerja, seperti urusan hotel, tiket pesawat, meeting arrangement, financial matters, dan internal circulation.

Hasilnya? Alhamdulillah, saat itu Ibu Boss dan semua peserta bisa senyum senang dengan pengaturan gue. Semua dapat visa, tidak ada yang tertinggal pesawat, dan tidak ada yang tidak terjemput di bandara.

Kesalahan? Sudah pasti ada. I'm not perfect. Tapi semua masih dalam tahap bisa diatasi dan dimaafkan. Namanya juga manusia. Tempatnya salah..

Kalau gue lembur karena gue bodoh, tidak tahu cara mengatur waktu, tidak efisien, dan tidak kompeten dalam pekerjaan gue, keempat meeting tersebut ga ada satu pun yang jalan dan beres dengan sukses. Just saying..

Jujur. Gue ga suka lembur. Sampai sekarang. Pulang malam, susah dapat kendaraan umum, capek, bikin jam tidur berkurang. Gue lebih suka pulang tepat waktu. Perjalanan jauh, Jenderal. Rumah di Planet Bekasi.

Tapi setiap kali gue melakukan lembur, itu bukan karena kecintaan akan perusahaan tempat gue bekerja. Tapi karena tanggung jawab akan pekerjaan yang gue lakukan. Karena gue cinta pekerjaan gue. Itu sebabnya.

Mungkin alasan gue itu juga yang jadi alasan orang-orang yang sering pulang larut malam. Because of responsibility. Karena tanggung jawab. Mereka juga pastinya ingin kok pulang kerja tepat waktu dan bersenang-senang.

Cinta perusahaan? Itu cinta semu. Mending cinta martabak keju.. hihihi..

Setiap orang berhak atas pendapatnya masing-masing. Bebas. Tapi jangan sampai pendapatnya itu lalu meng-general-isasi pihak tertentu. Setuju? ;)

Oia.. Kalau mau menerjemahkan sesuatu ke dalam Bahasa Indonesia siy seharusnya dilihat lagi konteksnya dalam bahasa aslinya, jangan terlalu bebas menerjemahkannya :) hehehe.. (Baca lagi deh yaaaa quotation Dr. APJ Abdul Kalam aslinya..)

Thursday, October 8, 2015

How Far Will You Go? [For A Music Concert]

Sampai ke Perth, Australia Barat!

Setelah beberapa kali nonton konser di Jakarta (sebut saja Maroon 5 tahun 2011, 17 Tahun GIGI tahun 2011, Linkin Park tahun 2011, NKOTBSB tahun 2012, 25 Tahun KLA Project 2013, dan Fall Out Boy di tahun 2013), gue mendapatkan predikat sebagai #anakkonser :D Dan suatu ketika pengen banget nonton konser di luar negeri seperti temen gue yang nonton konser Big Bang di F1 Singapore tahun 2013.

Saat itu memang lagi ramai di ranah Twitter soal #KartuPosTrip dari salah satu akun yang doyan jalan-jalan tentang trip nonton konser di luar negeri (kalau ga salah ingat, Coldplay dan Beyonce deh..) Jadi si @KartuPos ini yang akan mengatur perjalanan lo buat nonton konser, mulai dari tiket konser, tiket pesawat, sampai hostel. Customize siy sebenarnya paket-paket #KartuPosTrip itu.. Bisa milih. Tergantung kemampuan keuangan lo aja.. Berhubung kondisi keuangan di Triwulan akhir 2013 yang baru pindah kerja dan ga stabil, jadi terpaksa gigit jari buat melewatkan Coldplay. Hiks..

Sekitar bulan Februari 2014, ada pengumuman kalau Justin Timberlake (yes! THAT Mister Justin Timberlake!) akan mengadakan konser di Australia. Dan dia sama sekali ga mampir ke Asia Tenggara! Karena gue pernah rikues untuk #KartuPosTrip Justin Timberlake kalau dia konser di Asia Tenggara, si @KartuPos pun menebar racun ke gue untuk ikutan #KartuPosTrip JT di Australia. Pada saat itu memang kebetulan gue punya multiple-trip Visa Australia yang berlaku sampai Januari 2015 (terimakasih untuk Organisasi Titi Teliti yang bikinin gue Visa Australia :p hehehe..) Akhirnya gue pun luluh untuk ikutan #KartuPosTrip itu..

Pilihan kota untuk trip-nya sebenernya banyak. Karena JT konser di hampir semua kota-kota besar di Australia. Tadinya gue ngincer Melbourne karena punya kenangan di Melbourne (#tertamparkenangan). Tapi waktunya ga pas sama jadwal kerjaan gue. Disaranin untuk ke Sydney. Pengen juga ke Sydney lagi buat sekalian ketemu temen gue. Tapi lagi-lagi waktunya ga pas sama jadwal kerjaan. Akhirnya gue pasrah minta dicariin jadwal konser yang ga bentrok sama jadwal kerjaan, dan adanya Perth. Karena belum pernah ke Perth, gue setuju.

Dan akhirnya setelah penantian berbulan-bulan dan sampai menguras habis tabungan, hari ini 1 tahun yang lalu gue nonton konsernya Justin Timberlake di Australia :D

delia-shuningtyas.blogspot.com
The One and Only Mister Justin Timberlake!

Setelah Justin Timberlake tahun 2014, gue masih berburu konser kok.. Namanya juga #anakkonser :p

Di tahun 2015, ini daftar konser yang gue tonton: One Direction Jakarta, 2PM Jakarta, Bon Jovi Kuala Lumpur, dan Glenn Fredly Jakarta (SOON! 17 Oktober 2015).

Tapi ada beberapa konser yang batal gue tonton di tahun 2015: Backstreet Boys Singapore (batal karena kehabisan tiket konser gara-gara kelamaan issue tiket pesawat)Boyzone Jakarta (ini gue gagal nonton di hari H gara-gara gue sakit dan masuk Rumah Sakit.. hiks..), Big Bang Jakarta (di hari konser malah diajak main sama ponakan gue.. hahaha..), dan Robbie Williams Singapore (yang ini dibatalin sama pihak penyelenggaranya! SEBEL!)

Kira-kira di tahun 2016 konser siapa lagi yaaa yang akan gue tonton? *wink*

Wednesday, September 16, 2015

You've Got A Friend

Percaya ga kalau kita bisa menemukan teman dimana saja dan dari mana saja? Gue percaya.

Contohnya dari blog. Dulu waktu masih aktif blogwalking, gue kenalan dengan beberapa Tetangga sini. Dari saling menyapa di blog, pindah saling sapa di Facebook atau Messenger, dan ada yang pindah saling sapa di WhatsApp. Sampai sekarang pun gue masih saling sapa dengan beberapa Tetangga Blog itu melalui media sosial lainnya. Pst.. Bahkan gue pernah dapat pacar (yang Alhamdulillah sekarang sudah jadi mantan tidak terindah) dari blog kok.. Hahaha.. *ketawa miris*

Selain dari blog, gue juga menemukan beberapa teman baru melalui twitter. Web microblogging itu terbukti bisa menambah teman yang bukan hanya follower atau following, tapi benar-benar teman yang bisa diajak traveling, nonton, atau bahkan sekedar ngopi cantik bareng. Gue sudah membuktikan itu.

Nah, waktu hari Minggu kemarin saat ikutan Walking Tour #KumpulKotaJakarta gue akhirnya ketemu muka dengan salah satu teman yang gue kenal dari twitter, namanya Rani. Gue dan Rani awalnya ga saling follow di twitter. Tapi kami sama-sama ikutan ajang menulis #PeopleAroundUs yang diadain oleh salah satu selebtwit (ciyeee.. uhuk!) 2 tahun lalu. Kami jadi 2 diantara 3 orang yang berhasil menang dan mendapatkan hadiah domain blog gratis 1 tahun. Dari situ kami saling follow. Yang diobrolin pun hanya soal tulis-menulis. Dia rajin menulis, gue malasnya minta ampun :D

Awalnya kami ga tahu kalau kami sebenarnya saling kenal. Pas registrasi ulang ke Panitia Walking Tour, Rani ternyata mendengar gue menyebutkan nama. Dia menghampiri gue dan menyapa. Awalnya gue bingung karena dia mengenalkan diri sebagai Rani. Harap maklum karena akun twitter dia pakai nama lain. Dan setelah ngobrol sana-sini sambil jalan, gue baru ngeh. Duuuh..! Maaf ya, Ran..

Di saat Walking Tour itu lah kami jadi banyak ngobrol tentang berbagai hal.

http://delia-shuningtyas.blogspot.com
@ #KumpulKotaJakarta 13 September 2015

Kalau butuh arsitek untuk bangun rumah dan mau kenalan sama Rani, silahkan main-main ke rumahnya ini yaaa..

Kita takkan pernah tahu kapan dan dimana kita akan menemukan teman kan? Jadi mari berdoa juga untuk jodoh yang (masih) tak kunjung datang.. ;)

Monday, September 14, 2015

Kumpul Kota Jakarta: Menelusuri Kisah Lama Pasar Baru

Hola!

It's Monday. Money DaySaatnya untuk bercerita lagi niy..

Hari Minggu kemarin (130915), gue mengikuti acara Walking Tour yang diadakan oleh PosCinta dan Jakarta Good Guide dalam tema "Kumpul Kota Jakarta: Menelusuri Kisah Lama Pasar Baru". Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek menulis 30 Hari Kotaku Bercerita yang diadain oleh PosCinta.

Namanya juga Walking Tour yaaa.. Jadinya peserta mengikuti tur dengan berjalan kaki. Dan rute yang ditempuh pun tidak begitu jauh.

Jumlah peserta yang hadir adalah 65 orang. Terbagi ke dalam 4 kloter dan masing-masing kloter didampingi 1 guide dari Jakarta Good Guide. Kebetulan gue di Kloter I yang isinya sekitar 20 orang dan penjelasan tur dalam Bahasa Inggris karena ada beberapa bule yang ikutan.

Kami berkumpul di Pintu Selatan Stasiun Juanda. Dan dari Stasiun Juanda inilah perjalanan kaki kami pun dimulai.

Rute jalan kaki adalah sebagai berikut: Stasiun Juanda - Kantor Pos (Gedung Filateli) - Gedung Kesenian Jakarta - Gerbang Passer Baroe - Galeri Foto Jurnalistik Antara - Passer Baroe - Klenteng Sin Tek Bio - Gereja Ayam. Perjalanan berakhir dengan brunch bareng di Bakmi Gang Kelinci.

Boleh dibilang Walking Tour ini memecahkan rekor "Saat Pertama" gue. Banyak banget hal baru yang pecah telor dengan gue ikutan Walking Tour, antara lain:

  1. Pertama kalinya gue berjalan kaki keliling Pasar Baru. Bisa dihitung dengan jari juga siy berapa kali gue berada atau sekedar lewat di daerah Pasar Baru. Biasanya gue selalu naik mobil.
  2. Pertama kalinya gue menginjakkan kaki di Stasiun Juanda. Kesan pertama gue akan Stasiun ini adalah BERSIH. Dan menurut gue, Stasiun Juanda merupakan stasiun paling bersih di Jakarta. Mulai dari peron, lobby tiket, toilet, bahkan mushola yang ber-AC. Dua jempol deh buat PT. Kereta Api Indonesia atas usahanya meremajakan dan membuat nyaman fasilitas perkeretaapian. Bikin semakin senang naik kereta api ^^,
  3. Pertama kalinya gue melihat langsung Gedung Kesenian Jakarta. Sayang waktunya tidak tepat untuk melihat pertunjukkan Tari Bali yang sedang berlangsung saat itu di GKJ.
  4. Pertama kalinya gue ke Galeri Foto Jurnalistik Antara. Dan diantara tempat yang gue kunjungi saat Walking Tour, yang sangat gue suka adalah tempat ini. Karena gue suka Sejarah. Dan melihat foto-foto sejarah Kemerdekaan Indonesia di Galeri Antara bikin gue semakin suka dengan Sejarah. 

Berikut foto-foto keseruan selama Walking Tour:

http://delia-shuningtyas.blogspot.com
Kloter I bersama guide: Mas Farid
http://delia-shuningtyas.blogspot.com
Gedung Filateli Jakarta dan Gedung Kesenian Jakarta
http://delia-shuningtyas.blogspot.com
Gedung Kesenian Jakarta
http://delia-shuningtyas.blogspot.com
Passer Baroe
http://delia-shuningtyas.blogspot.com
Galeri Foto Jurnalistik Antara
http://delia-shuningtyas.blogspot.com
We had joy, we had fun, we had Walking Tour Jakarta
http://delia-shuningtyas.blogspot.com
Bakmi Gang Kelinci
Jika tertarik untuk ikutan Walking Tour di Jakarta, bisa cek di akun twitter Jakarta Good Guide buat info tur berikutnya. Selamat berjalan kaki!

Wednesday, August 26, 2015

Antara Toilet dan Bedak

Yang namanya cewek itu hobinya 3B: berkaca, bersolek, belanja.

Sebagai cewek, gue juga melakukan 3 hal itu kok.. Tapi masih dalam batasan wajar (wajar menurut gue yaaa.. hihihi..) Dan diantara 3B itu, gue paling benci bersolek alias dandan. Antara benci dan ga bisa sebenernya. Tapi kalau cuma pakai pelembab kulit, bedak, perona pipi dan pemulas bibir siy gue bisa..

Waktu yang gue habiskan untuk dandan setiap pagi sebelum ke kantor hanya 10 menit, jika tidak keramas dan harus mengeringkan rambut. Tapi gue butuh 30 menit di kamar mandi. Gue lebih senang mandi dan main air dibandingkan melukis wajah..

Kalau gue lagi ada acara yang membutuhkan gue harus berdandan ekstra dengan celak mata dan teman-teman rempongnya, seperti nikahan atau  gue lebih milih untuk didandanin sama salon langganan atau adik gue sendiri. Iya, adik gue yang cewek jago dandan sejak kecil. Setiap pagi sebelum ke kantor, dia butuh 30 menit sendiri untuk dandan sampai siap berangkat! Kebalikan dari gue..

delia-shuningtyas.blogspot.com
Salah satu momen di saat gue full make-up.
Bareng Ibu..
Nah! 1 bulan terakhir ini di toilet kantor, gue selalu ketemu dengan Mbak berjilbab tetangga sebelah yang selalu dandan. Sebut saja namanya Mbak Cinta. Awalnya gue ketemu di jam setelah makan siang di saat orang mau sholat. Gue pikir Mbak Cinta mungkin karena habis wudhu jadi dia touch-up. Hal yang wajar dilakukan cewek di toilet siang hari..

Setelah berkali-kali ketemu di siang hari, kapan waktu gue ketemu di pagi hari sekitar jam 9. Jam dimana gue lagi butuh "setor tunai". Mbak Cinta ini masih melakukan hal yang sama, yaitu dandan. Gue pikir mungkin Mbak Cinta ga sempet dandan di rumah jadi dandan di kantor. Gue maklumi.

Eh, kapan waktu gue ketemu lagi sama Mbak Cinta sebelum gue pulang. Dia juga terlihat mau pulang karena bawa tas kerja. Lagi-lagi hal yang dilakukan sama, yaitu dandan!

Geez.. Urusan gue di toilet itu macam-macam lhooo di saat ketemu Mbak Cinta. Mulai dari "setoran", wudhu, sampai tidur. Sementara Mbak Cinta urusannya cuma dandan melulu.. Waktu gue kerja di Organisasi Titi Teliti yang mayoritas isinya adalah makhluk bertitel perempuan aja ga ada yang waktunya dihabiskan di toilet untuk dandan berkali-kali!

Kemarin baru terungkap kalau yang kepo bukan cuma gue. Rekan kerja gue juga sama keponya. Ternyata 2 rekan kerja gue juga sering ketemu sama Mbak Cinta di toilet dan yang dilakukannya adalah sedang dandan!

Kita jadi bertanya-tanya, berapa kali kah si Mbak Cinta ini berdandan dalam sehari? :D Secara jam ke toilet gue dan rekan-rekan kerja gue ini ga ada yang sama dan ndilalah kita ketemu orang yang sama sedang melakukan hal yang sama :p Toilet kantor berubah jadi make-up room.. hahahahaha..

Jika dalam 1 hari Mbak Cinta berdandan sebanyak 4 kali dan membutuhkan waktu sebanyak 20 menit dalam 1 kali dandan, berapa banyakkah kebutuhan pencuci muka, pelembab kulit, bedak, perona pipi, dan pemulas bibir yang dibutuhkan Mbak Cinta dalam sebulan? Yang pasti kebutuhannya jauh lebih banyak daripada gue siy.. hihihihi..

delia-shuningtyas.blogspot.com
Pemulas bibir yang sering gue pakai.
Ki-Ka: Revlon 240, Revlon 117, Shiseido RD514, Shiseido P7
Seberapa seringkah kalian (para perempuan) berdandan?

Tuesday, August 18, 2015

Cinta Batik

Batik.

Berapa banyak baju batik yang kamu punya? Jawaban gue, "Banyak!"

Sejak memutuskan untuk meninggalkan celana panjang sebagai pakaian gue beberapa tahun silam (kalau ga salah sejak tahun 2010), hampir semua baju terusan atau dress yang gue punya adalah berbahan batik. Awalnya hanya sebagai syarat untuk pakaian wajib di hari Jumat saat masih bekerja di Kementerian Sihir. Dari 1 dress nambah jadi 3 dress. Dari dress lalu nambah kemeja cantik dan rok.

Ibu Ratu (a.k.a My Mom) yang pertama beliin gue bahan batik setiap Beliau dinas keluar kota. Ke Jogja, Cirebon, Surabaya, sampai ke Ambon pun gue dibeliin batik khas kota tersebut. Lama kelamaan gue berinisiatif untuk beli sendiri. Entah itu gue beli sendiri di saat lagi liburan, sampai titip ke temen. Dan semua hampir bermotif sama, yaitu bunga-bunga atau abstrak.

Batik juga sering gue pakai kalau lagi ada acara meeting atau workshop di luar negeri sewaktu gue bekerja di Organisasi Titi Teliti (kantor gue setelah Kementerian Sihir, FYI). Di antara 2 hari meeting di Manila, Tokyo, Melbourne, Vientiane, Siem Reap, Bangkok, bahkan di New Delhi, selalu ada 1 hari gue pakai batik. Ga jarang juga airport fashion gue pakai batik. Bangga!

Baju-baju batik yang gue punya selalu jahit. Selain modelnya bisa bebas memilih, ukurannya sudah pasti pas di badan. Dan ini salah satu dress batik yang gue punya dan lagi dipakai hari ini:

delia-shuningtyas.blogspot.com
My #ootd Today: Blue Flowery Batik
Jadi, berapa banyak baju batik yang kamu punya?

Monday, August 3, 2015

Retak.. Kacamatanya..

Inilah yang terjadi kalau tingkah byayakan ga karuan:

delia-shuningtyas.blogspot.com
Retak
Saking keasyikannya guling-guling di kasur karena capek dan lupa dimana meletakkan kacamata, hasilnya ya begitu itu.. Kacamata ketindihan badan sendiri. Padahal badan gue juga ga kecil-kecil amat..

Kejadian ini sebenernya ketigakalinya selama berpuluh-puluh tahun pakai kacamata. Satu kali frame-nya yang patah karena ketindihan badan sendiri pas tidur. Kejadiannya sekitar tahun 2010 pas lagi liburan keluarga di Puncak. Alhasil selama sisa liburan terpaksa ga bisa liat cowok ganteng.

Kali kedua di tahun 2012, lensanya yang bocel kejatuhan shower kamar mandi karena mandi di saat jetlag setelah menempuh perjalanan Jakarta-Manila tengah malam. Perjalanannya siy ga lama, cuma karena nunggu delay di Jakarta yang lama jadinya kurang tidur.

delia-shuningtyas.blogspot.com
Kejadian di Manila 2012
Semoga ga ada kejadian lain dengan kacamata yaaa.. Pandangan buram itu bikin susah, Jenderal!

Friday, July 31, 2015

Martabak, Oh, Martabak

Gara-gara obrolan di grup Geng Hore, sekarang gue kepengen martabak keju spesial *drooling*

Jadi ceritanya begini..

Sore hari kemarin si A pamer foto kalau dia abis bikin martabak manis pakai N*utella di rumah. Gue dan S sebagai perempuan dua mata wayang di Geng Hore berkomentar, "Mauuu.. Kirimin ke rumah." Ya, kami memang mauan kalau sudah soal makanan enak :p

Si H yang lagi cari berlian di Negara Tetangga lalu tanya-tanya soal resep dan cara bikin si martabak manis dari si A. Karena tetiba ada yang tanya soal tegel kunci, obrolan pun beralih ke tegel kunci. Martabak manis (sementara) terlupakan..

Hampir tengah malam, tetiba si H kirim foto kalau dia abis praktek bikin martabak manis cokelat-keju di rumahnya sana. Yang komentar pertama kali adalah si I yang lagi cari intan permata di Serikat Kerajaan. Dimulailah obrolan mendetail soal terigu, soda kue, ragi, gula, mentega, sampai proses pembuatan martabak manis.

Gue yang saat itu belum tidur, muncul dengan komentar, "Gue mending ke Pak Gendut.." *Pak Gendut ini refer ke Martabak Bandung Pak Gendut di Wolter Monginsidi, seberang Swalayan Santa yang udah berpuluh-puluh tahun jualan di situ. Martabak keju spesial-nya JUARA deeeh..*

Si H komentar, "Ga ada Pak Gendut di siniii!"

Si I pun berkomentar yang kurang lebih sama. Karena di tempat mereka tinggal, ga ada Abang-Abang Penjual Martabak. Hihihi..

2 lelaki itu pun lanjut bahas soal martabak. Kali ini yang dibahas adalah wajan yang dipakai! Lalu muncul si A. Jadilah 3 lelaki ini tengah malam bahas martabak manis. Dengan gue yang sesekali muncul dengan komentar ga penting dan ga nyambung.. Hehehe..

Selewat tengah malam, obrolan terhenti. Yang 1 siap-siap pulang kantor, yang lainnya tidur.

Eh, pagi ini tetiba si R muncul dengan komentar panjang lebar soal wajan yang dipakai untuk bikin martabak manis! Ealaaah.. Bikin lanjut lagi kaaan obrolan soal martabak manis itu.. *fiuh*

Malah sekarang jadi ada yang minta dibeliin wajan martabak manis dari baja buat kado ulang tahunnya dan dibawain ke Negara Tetangga. Hahaha..

Martabak, oh, Martabak..

delia-shuningtyas.blogspot.com
Martabak Keju Spesial Pak Gendut, Santa

Thursday, July 23, 2015

Still Here

Hey!

I am still here. Still the same me.

Shall we start our journey from the beginning again?