Thursday, August 9, 2007
Rona Hidup Rona
Sebuah cerita fiksi tentang cinta. Cinta yang tak mengenal tempat, usia, ataupun waktu... A blind love.
Fokus cerita adalah Rona, perempuan 28 tahun yang bekerja sebagai Public Relation sebuah cafe di Bandung. Rona membatalkan rencana pernikahannya dengan Tion, tunangannya yang terbukti brengsek. Rencana pernikahan yang sudah fix, mau tak mau membuat Rona harus menghadapi keluarganya dan keluarga Tion. Prinsip Rona, lebih baik batal sekarang daripada nekat dan akhirnya menjadi janda cerai.
Batal menikah berarti menjadi jomblo. Menjadi jomblo di usai 28 tahun, memicu kepanikan massal dari lingkungan sekitar Rona. Semua takut Rona trauma jatuh cinta dan jadi perawan tua. Padahal Rona sama sekali ga trauma. Dia jatuh cinta lagi. Betul-betul jatuh cinta.
Adalah Tama, lelaki berusia 19 tahun teman kuliah dan gebetan Nena -adiknya Rona, yang membuat Rona jatuh cinta. Tama yang awalnya hanya menjadi "pacar kontrak" Rona, malah benar-benar membuat Rona jatuh hati karena kedewasaannya, perhatiannya, pengertiannya, sikap gentleman-nya, kelucuannya...
Karena satu dan lain hal, kisah percintaan mereka disembunyikan dari orang-orang di sekitar mereka, terutama Nena. Alhasil Rona dan Tama pun melakukan pacaran backstreet ala ABG. Cinta dan logika memang bukan pasangan akur, bukan...?
"...aku betul-betul jatuh cinta sama kamu. Jangan tanya kenapa - nggak ada alasan buat jatuh cinta... yang aku tahu, aku ngerasa kamu... kamu... istimewa."
Cinta itu buta...
Cinta itu tak mengenal usia...
Cinta itu tak terduga...
Cinta itu datang dan pergi seenaknya...
Cinta itu tak pilih waktu dan tempat...
Kata siapa cinta tak mengenal usai?
Kata siapa orang bebas jatuh cinta?
Kalau memang semua itu benar...
Kenapa aku nggak merasa begitu?
Kenapa umur jadi masalah?
Kenapa aku sama sekali nggak bebas mencintai Tama?
Konflik cinta beda usia ini bisa bikin gw deg-degan, ketawa, sekaligus sedih... Bisa mengaduk-aduk emosi deh! Ending yang tak biasa, ngebuat gw terkejut.
Satu lagi buku seri "Metropop" dari Gramedia karangan Mia Arsjad yang layak baca sebagai pembunuh waktu luang...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment